Saat itu, saya lupa kapan persisnya. Protokol kesehatan di masjid mulai dilonggarkan. Barisan solat yang sejak pandemi Corona direnggangkan dan berjarak antar jamaah, sudah dirapatkan lagi meskipun masih sebatas sajadah yang dipakai sebagai alas solat saja. Untuk yg membawa sajadah tidak rapat-rapat amat juga, tapi untuk yang tidak, ya berdekatan. Pernah saya tanyakan alasan, pertimbangan dan parameter-parameter yang menjadi dasar pengambilan keputusan tersebut. Namun pelonggaran tadi tetap dilanjutkan meskipun sepertinya tidak ada argumen yang jelas, meyakinkan dan terukur. Saya sendiri sungguh berat untuk meninggalkan solat berjamaah hanya karena tidak sependapat dengan kebanyakan jamaah yang menginginkan kesempurnaan solat berjamaah dengan merapatkan barisan. Sedikit berkompromi jadinya datang agak nelat-nelat dikit dan menomorduakan untuk mengikuti takbir pertama Imam. Terkadang sampai tertinggal rekaat pertama, apa boleh buat. Tetapi dengan begitu malah bisa tetap me...