Saat itu, saya lupa kapan persisnya. Protokol kesehatan di masjid mulai dilonggarkan. Barisan solat yang sejak pandemi Corona direnggangkan dan berjarak antar jamaah, sudah dirapatkan lagi meskipun masih sebatas sajadah yang dipakai sebagai alas solat saja. Untuk yg membawa sajadah tidak rapat-rapat amat juga, tapi untuk yang tidak, ya berdekatan. Pernah saya tanyakan alasan, pertimbangan dan parameter-parameter yang menjadi dasar pengambilan keputusan tersebut. Namun pelonggaran tadi tetap dilanjutkan meskipun sepertinya tidak ada argumen yang jelas, meyakinkan dan terukur.
Saya sendiri sungguh berat untuk meninggalkan solat berjamaah hanya karena tidak sependapat dengan kebanyakan jamaah yang menginginkan kesempurnaan solat berjamaah dengan merapatkan barisan. Sedikit berkompromi jadinya datang agak nelat-nelat dikit dan menomorduakan untuk mengikuti takbir pertama Imam. Terkadang sampai tertinggal rekaat pertama, apa boleh buat. Tetapi dengan begitu malah bisa tetap menjaga jarak dengan jamaah yang lain. Tapi kalaupun ada jamaah yang menyusul dan merapat ya bismillah…la haula wala quwwata illa billah
Mungkin sebagian berpikiran saya sudah berlebihan dalam bersikap. Terlalu berprasangka yang negatif atas kesehatan dan kebugaran jamaah yang lain, atau lebih takut virus daripada Allah sang menguasai virus. Hal tersebut tidak bisa disalahkan dan dapat dimaklumi. Karena memang pengetahuan dan penglihatan kita terbatas, sehingga tidak bisa memastikan dimana virus itu berada, seberapa banyak dan menempel pada siapa. Maka dari itu tidak ada salahnya tetap antisipatif dan berhati-hati.
Dari keawaman itulah, arah kewaspadaan tersebut dibalik. Bukan hanya berasumsi bahwa orang lain yang mungkin membawa virus, namun juga beranggapan bahwa sayalah yang bisa jadi telah positif sehingga membahayakan orang lain meskipun tidak ada tanda-tanda sama sekali (OTG). Intinya tidak saja jangan sampai kita tertular tapi juga jangan sampai kita yang menularkan.
Dua sampai tiga minggu sejak pelonggaran, akhirnya barisan diatur lagi sesuai protokol yang mesti diikuti yaitu kembali direnggangkan dan diberikan jarak sesuai strip-strip yang masih terpasang di lantai masjid. Alhamdulillah, jadi bersemangat lagi untuk awal waktu ke masjid. Sayangnya, tidak secepat itu saya dapat langsung menyambutnya.
Ceritanya beberapa hari sebelumnya, ada pengumuman dari kantor bahwa hari Kamis, 10 Desember 2020 seluruh pegawai di kantor diharuskan mengikuti Swab Test massal untuk mendeteksi kemungkinan virus covid-19 telah menjangkiti kami semua. Demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, dari sejak instruksi tersebut keluar sebelum pelaksanaan tes usap, saya langsung menarik diri dari pergaulan di lingkungan rumah, sehingga banyak agenda dan rutinitas harus disesuaikan.
Solat
wajib sementara di rumah dulu. Sampai tukang ojeg yang subuh sudah mangkal di
pertigaan kirim WA, nanyain kabar kog sudah beberapa lama gak lewat pulang dari
masjid. Solat jumat kemarinpun mesti mencari masjid yang di luar komplek. Jalan
sehat sabtu pagi bersama bapak-bapak di RT absen dulu. Pokoknya keluar rumah
benar-benar untuk yang penting dan mendesak saja.
Berbeda dengan swab sebelumnya yang hanya perlu dua hari untuk mengetahui hasilnya. Kali ini mungkin karena kliniknya tidak sama, prosesnyapun sepertinya berbeda. Kami di swab hari Kamis, ternyata hasilnya baru bisa diketahui hari Ahadnya itupun setelah waktu solat ashar. Alhamdulillah dari lebih dari 140 pegawai yang diswab, seluruhnya terkonfrimasi negatif. Meskipun demikian, isolasi diri yang hanya beberapa hari ini, sekali lagi menjadi derita yang cukup menyiksa juga. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi orang-orang sekitar kita, terutama keluarga.
Untuk
itu mari tetap waspada, saling menjaga dan saling mengingatkan bahwa Covid-19
ini nyata, masih ada dan tetap mengancam kita semua. Semoga kita semua selalu
diberikan kesehatan dan terhindar dari wabah ini. Tidak lupa untuk
saudara-saudara kita yang sedang diuji dengan penyakit ini, semoga segera
diberikan kesembuhan. Dan kita berdoa serta berharap agar Allah SWT secepatnya mengangkat
dan membersihkan Corona dari muka bumi ini.
Amin….
Baca Juga : Tersiksa Jilid I
Komentar
Posting Komentar