Suatu hari
ketika sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Dari dalam sebuah mobil yg
tersalip sepeda motorku keluar bbrp benda kecil melalui jendela sampingnya.
Rupanya sambil
menjalankan kendaraaannya, pak sopir sedang asyik menikmati kacang goreng, dan
kulitnya yg tdk ikut masuk ke perut dibuang ke jalan.
Ada yang aneh
dengan peristiwa di atas? Ah biasa saja kog.... Buktinya di lain waktu ketemu
lagi dengan kejadian serupa. Hanya saja kali ini yg meluncur keluar buntalan
kertas berwarna putih yg sepertinya tissue yg habis dipakai.
Apakah mobil²
tadi mobil kelas bawah yg harganya murah? Tidak juga. Yang pertama memang bkn
tergolong mobil kelas atas atau mewah, tetapi tetap saja harganya pasti di atas
motor roda duaku.
Kalau yang
kedua, minibus keluaran eropa dengan logo bintang segitiga yg mirip lambang
sebuah partai politik. Harganya? Sepuluh tahun gajiku kayaknya tetap belum
cukup kalau pengin membelinya.
Jika demikian
kenapa tindakan main buang sampah seenaknya itu bs sampai terjadi bahkan
sepertinya sudah lazim serta tidak aneh lagi dilakukan dua pengendara di atas
dan juga pengendara² lainnya di banyak tempat di sepanjang jalan?
Mencoba
berprasangka baik, ada dua sebab yg mungkin dijadikan alasan oleh pengendara /
penumpang² tadi.
Yg pertama,
krisis ekonomi dunia beberapa waktu yg lalu masih terasa imbasnya sampai
sekarang. Dampaknya inflasi yg sangat tinggi atas bbrp jenis barang, salah
satunya adalah tempat sampah.
Mobil yg
harganya ratusan juta bahkan milyaran rupiah bisa terbeli, tetapi tempat sampah
tdk sanggup krn harganya selangit. Fakta bahwa tidak ada bank atau jasa leasing
yg melayani kredit kepemilikan tempat sampah turut menjadi pembenar alasan ini.
Yang kedua,
barangkali sbg tempat umum, ya...bebas² saja kita mau apa di sana. Termasuk
membuang sampah dan kotoran. Sebagai ruang publik maka jalanan juga berfungsi
sebagai tempat sampah raksasa.
Toh nanti juga
akan ada petugas yg membersihkan atau hilang dengan sendirinya melayang terbawa
angin & hujan yg turun.
Apapun
alasannya, coba kita simak sejenak kisah dan petualangan kang Mamat asal Cimahi
berikut ini. [Klik di sini].
Jadi...?
Selanjutnya
terserah Anda
*) ngrabuk, dari
kata dasar rabuk (ind : pupuk), dalan (ind : jalan)
ngrabuk dalan :
memupuk jalan
ilustrasi :
su arapedia.com

Cakep, gini mas... Leasing mobil kan banyak, leasing tempat sampah yang harganya selangit belum ada.... Dipastikan pemilik mobil di atas adalah nasabah lembaga keuangan, berbeda dgn pemilik pred coklat muda dan taruna buluk, bebas angsuran... :), jadi bisa terbeli tempat sampah di mobil..
BalasHapus